Sabtu, 15 Agustus 2020

Pembelajaran Jarak Jauh yang ramah, menyenangkan dan kooperatif

 Assalamualaikum wr. wb.


Pembelajaran Jarak Jauh yang ramah, menyenangkan dan kooperatif

Masa pandemi yang membangkitkan banyak pemikiran tentang bagaimana cara agar pendidikan tetap terselenggarakan di tengah - tengah situasi yang serba tidak menentu. Segala cara dan metode pun di rancang sedemikian rupa demi untuk melaksanakan  amanat tujuan pendidikan  nasional, yaitu mewujudkan manusia Indonesia yang  cerdas, unggul dan berbudi pekerti luhur. 

Seperti yang kita lihat dunia IT pun menyumbangkan ide - ide positif nya, agar pendidikan tetap terselenggara meskipun dilakukan secara tatap maya. Kita bisa menikmati layanan  IT yang cukup canggih seperti Google Meet, Google Classroom, Zoom Meeting Room, Blended Learning, Padlet, Google Form, Quizizz, dan lain-lain, yang memungkinkan pembelajaran berlangsung secara virtual. Semua itu tujuannya sama, yaitu tersampaikannya pesan pendidikan yang tertuang dalam sejumlah kurikulum kepada anak didik .  

Lepas dari segala cara dan metode tersebut diatas, sebenarnya yang paling urgen adalah rasa nyaman, rasa senang peserta didik ketika melaksanakan pembelajaran  yang dalam hal ini tidak lepas dari kebersamaan orang tua yang secara keadaan terkondisikan  untuk mendampingi putra putrinya. Dibawah ini beberapa strategi yang cukup sederhana menurut penulis yang perlu diperhatikan ketika dilaksanakannya PJJ .

  1. Pastikan anak - anak mengikuti PJJ dalam keadaan sehat. 

  2. Tugas tidak banyak merepotkan orang tua.

Dalam membuat konten hendaknya memperhatikan keadaan kemampuan orang tua peserta didik. Karena bisa jadi kontennya menarik tetapi masih ada anak yang orang tuanya tidak memiliki Hp. Kalaupun ada Hp tetapi tidak memiliki cukup dana untuk membeli kuota yang diperlukan. Keadaan seperti ini mungkin saja terjadi pada satu situasi dan keadaan. Hal seperti ini memerlukan kebijaksanaan dari guru.  

  1. Sesuai prinsip merdeka belajar, waktu mengirim tugas sebaiknya tidak di tentukan secara saklek misalnya tugas harus dikirim jam 12:00, 13:00 dan jam 14:00, Karena bisa jadi dalam satu hari anak menerima tugas lebih dari satu materi pelajaran. Kalau penulis memberi batasan waktu minimal sampai pk. 21:00 WIB. 

  2. Guru standby di depan layar Hp nya selama berlangsungnya KBM maksimal persis seperti alokasi waktu yang di berikan pada saat tatap muka, sehingga peserta didik merasa di bimbing dan dipantau oleh gurunya, minimal guru menjawab chat orang tua  atau siswa yang bertanya tentang materi yang belum bisa difahami siswa.  

  3. Memberikan apresiasi yang membanggakan kepada setiap siswa yang telah selesai mengerjakan tugas PJJ, misal memberi pujian, atau memberi nilainya  sehingga orang tua yang mendampingi pun merasa bangga dengan hasil tugas anaknya.

  4. Tampilkan hasil pekerjaan siswa yang terbaik di grup kelasnya masing -masing. Hal ini agar bisa memotivasi peserta didik yang lain untuk lebih giat lagi dan lebih baik lagi dalam mengerjakan tugas.

  5. Untuk siswa yang baru, dalam hal ini sekolah ditingkat dasar seperti SD, TK dan PAUD, sebaiknya guru kelas bersama guru bidang studi membuat jadwal Home visite ke rumah siswa meskipun hanya sekali dilakukan (tetap menggunakan protokol kesehatan) minimal agar guru benar - benar mengenal siswa dalam keadaan yang sebenarnya.

Selain itu juga untuk menambah kesan tersendiri bagi pihak orang tua bahwa pihak sekolah benar - benar memiliki perhatian yang cukup terhadap peserta didik sehingga dapat menambah semangat belajar bagi siswa juga bagi orang tua yang mendampingi. 

  1. Manfaatkan media WAG untuk mengingatkan peserta didik diluar KBM agar   selalu melakukan kegiatan yang positif seperti melaksanakan ibadah, membantu pekerjaan rumah orang tua, berolah raga dan kegiatan lain yang penting bagi peserta didik.

  2. Buatlah kesepakatan antara guru dan orang tua untuk saling mengontrol peserta didik agar tidak terjebak dalam pengunan ponsel yang tidak penting. 

  3. Pastikan orang tua sepakat untuk membantu pelaksanaan PJJ putra putrinya dengan besar hati mengutamakan penggunaan kuota untuk kepentingan belajar putra –putrinya daripada untuk kepentingan kesenangan pribadi. 

  4. Guru tidak bosan mengucapkan terima kasih atas kebersamaan orang tua dalam mendampingi putra putrinya belajar.    


Demikian yang bisa penulis samapaikan  

Semoga ada hikmah yang besar dibalik ini semua.

Orang tua yang semakin peduli dengan kepentingan pendidikan putra- putrinya, 

Guru bertambah frekuwensinya berkomunikasi dengan orang tua. 


Semoga hal ini menjadi satu sumbangan yang berarti bagi fase tertentu pada proses pendidikan dan bisa membanggakan pada masa yang akan datang khususnya bagi output lembaga pendidikan Indonesia. Amiin. 


Terima kasih semoga tulisan yang sederhana ini bisa bermanfaat.

Wassalamualaikum wr. wb.

#Salamkompakpendidikan


Siti Masitoh, S.Ag

Guru Agama Islam 

Di SDN Cipinang Besar Selatan 20 Pagi Jakarta Timur

1 komentar: